Jahitan Operasi Terbuka Kembali?

Apakah bekas jahitan pasca operasi bisa terbuka? Mungkin pertanyaan itulah yang biasanya teman-teman pikirkan setelah operasi. Nyatanya hal tersebut bisa terjadi loh pada pasien pasca operasi, kasus seperti ini disebut dehisensi luka

Apa itu Dehisensi Luka?

Dehisensi luka adalah terbukanya kembali luka operasi yang telah dijahit, biasanya terjadi 5 sampai 8 hari pasca operasi. Dehisensi luka ini tidak boleh diremehkan, karena menimbulkan dampak negatif bagi penderitanya seperti infeksi, nyeri di area luka, munculnya nanah, kemerahan, bengkak, demam, dan komplikasi lainnya yang mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat.

Beberapa faktor penyebab luka dehisensi meliputi

  1. Teknik jahitan yang kurang tepat (pemotongan simpul yang terlalu pendek, pemilihan benang yang tidak sesuai, atau terlalu cepat melepas jahitan).
  2. Kekurangan nutris atau malnutrisi.
  3. Infeksi pada luka operasi.
  4. Masuknya bakteri pada luka karena faktor perawatan yang tidak tepat dan kebersihan yang kurang.
  5. Aktivitas fisik yang berlebihan setelah operasi.
  6. Kondisi medis yang mempengaruhi penyembuhan luka, seperti diabetes, obesitas, atau penyakit jantung.
  7. Perokok aktif.

Selain itu, anemia juga menjadi faktor penyebab luka dehisensi karena terjadinya penurunan jumlah kapasitas oksigen dalam darah yang dibawa ke sel, sehingga menyebabkan hipoksia (kadar oksigen dibawah batas normal) dan terhambatnya proses penyembuhan luka. 

Masih banyak pasien pasca operasi yang belum tahu cara merawat lukanya saat pulang dari rumah sakit, hal ini juga menjadi faktor penyebab munculnya dehisensi luka. Selain edukasi mengenai perawatan luka yang kurang, pasien dan keluarganya juga kurang memperhatikan nutrisi seperti protein pada makanan. Malnutrisi sering dihubungkan dengan komplikasi yang terjad pada tindakan pembedahan, dimana malnutrisi dapat menghambat penyembuhan luka operasi, daya tahan tubuh, penurunan fungsi otot jantung, dan sistem pernafasan.

Lalu bagaimana tindakan perawatan luka dehisensi?

  • Bersihkan Luka

(sumber gambar: osfhealthcare.org)

Sebelum memegang luka, pastikan tangan kamu sudah bersih yah, selanjutnya kita cuci luka dengan Acidic Water atau air yang memiliki Ph kurang dari 7. Kamu juga bisa menggunakan saline water bersamaan dengan Metcovazin Sabun Cuci Luka guna membersihkan luka dari kuman dan bakteri.

Metcovazin Sabun Cuci Luka aman digunakan karena mengandung antiseptic dan antimicrobial yang menjadi #LangkahPertamaRawatLuka agar tidak infeksi. Cuci dan bilas secara perlahan dan hindari menggosok luka terlalu keras. Setelah bersih, kita keringkan luka dengan kasa.

  • Autolisis Debridement

(sumber gambar: Klinik Griya Sehat Wocare)

Tindakan berikutnya yaitu melakukan Autolisis Debridement yaitu membuang jaringan mati untuk menciptakan kelembaban pada luka. Debridement merupakan proses pengangkatan jaringan nekrotik dan jaringan yang terkontaminasi dengan luka, tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi anatomi penting seperti syaraf, pembuluh darah, tendo, dan tulang.

Jika jaringan mati tidak diangkat maka akan berakibat infeksi, osteomyelitis, sepsis, dan proses penyembuhan luka menjadi sulit sembuh, bahkan bisa mengakibatkan amputasi. Maka dari itu, tindakan debridement menjadi bagian dari proses penyembuhan luka karena memberikan manfaat seperti perbaikan sirkulasi, menyuplai oksigen pada luka, memberikan kelembaban.

  • Pemberian Salep

Setelah melakukan debridement, tahap berikutnya yaitu pemberian salep Metcovazin Reguler, olesi pada luka dengan tebal kurang lebih 2mm.

 

Metcovazin Reguler merupakan balutan yang mengandung formula aktif Zinc Oxide dan Chitosan sehingga dapat digunakan untuk luka yang mengeluarkan cairan berlebih seperti nanah, luka diabetes, luka bakar, luka tekan (press injury), abses, cantengan, luka post kecelakaan, luka kanker, dan luka kronis lainnya.

Metcovazin diciptakan dengan keunggulan yang dapat mempercepat penyembuhan luka, menciptakan lingkungan lembab pada luka dan tidak lengket saat ganti balutan sehingga menghindari trauma, nyeri dan pendarahan.

  • Balut Luka

(sumber gambar: Kanal Sehat Metcovazin)

Tahap akhir adalah menutup luka dengan balutan, kamu bisa menggunakan Foam dan plester sebagai balutan demi menjaga luka dari kotoran atau bakteri. Namun apabila cairannya banyak, kamu bisa menggunakan wound drainase atau kantong kolostomi untuk menampung cairan. Perawatan luka dehisensi tersebut sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis demi menghindari kesalahan saat perawatan, kamu bisa melihat langkah-langkahnya di Youtube Kanal Sehat Metcovazin (Kanal Sehat Metcovazin)

Pencegahan Dehisensi Luka

Berikut adalah beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dehisensi luka:

  1. Jaga kebersihan, bersihkan luka secara teratur untuk menghindari infeksi. Kamu bisa menggunakan sabun antiseptik dan air bersih untuk membersihkan luka.
  2. Hindari tekanan pada luka dengan menghindari gerakn yang terlalu keras atau mengangkat benda yang terlalu berat. Jangan biarkan benda apapun menekan luka.
  3. Cukupi nutrisi dan cairan pada tubuh untuk membantu proses penyembuhan luka. Protein menjadi makanan yang sangat direkomendasikan bagi pasien pasca operasi karena akan membantu proses penyembuhan luka dari dalam. Jenis protein yang bisa kamu makan adalah telur ayam, dada ayam, ikan, dan tahu tempe.
  4. Hindari merokok karena akan memperlambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan resiko terjadinya dehisensi luka. Hindari merokok selama masa penyembuhan luka. 

Dengan melakukan pencegahan di atas, kamu dapat membantu mencegah terjadinya dehisensi luka dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Perlu diingat bahwa setiap kasus luka dehisensi dapat memiliki penyebab yang berbeda-beda dan tergantung pada kondisi pasien serta jenis operasi yang dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika kamu mengalami gejala dehisensi luka atau permasalahan luka lainnya, segera konsultasi kepada kami melalui Layanan Konsultasi by Metcovazin untuk membahas lebih lanjut.

 

 

Penulis :  Jesica Tamara, S.I.Kom 

Penyunting : Ns. Eviyanti Nurmalasari, S. Kep., CWCC

Referensi

Kurniawan, Riyan & Atmantika, Ni & Harzif, Achmad & Nilasari, Dewita. (2023). Surgical Wound Dehiscence Treatment: Tatalaksana Dehisensi Luka Operasi. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology. 119-123. 

Salati, Sajad. (2021). Debridement: A review of current techniques. Journal of Pakistan Association of Dermatologist. 31. 262-272.

Rohani DC. Proses Penyembuhan Luka Dengan hydrocolloid dan foam dressing Pada pasien dengan Ulkus Diabetikum . UPI Repository. 2020.