Inilah 3 Cara Perawatan Luka Tetanus

Siapa sangka, tetanus ternyata penyakit yang gawat darurat jika terlambat mendapatkan perawatan. Bakteri Clostridium Tetani akan cepat menyebar ke seluruh tubuh dan mengancam jiwa. Lalu bagaimana pencegahan dan perawatan tetanus?

Apa itu Tetanus?

Tetanus umumnya terjadi ketika bakteri C.Tetani memasuki tubuh melalui luka terbuka yang sudah terkena kotoran seperti tanah, debu, dan benda berkarat.

Jika sudah masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun Tetanospasmin yang akan menyerang sistem saraf pusat. Nah racun ini menghalangi sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot, akibatnya otot menjadi kaku dan tegang. Secara umum, infeksi ini menyebabkan kontraksi otot pada rahang dan leher.

Beberapa penyebab luka tetanus:

  • Tertusuk benda tajam atau goresan dari benda lain.
  • Luka bakar yang terkontaminasi dengan kotoran sehingga berpeluang masuknya bakteri tetanus.
  • Luka yang dibiarkan terbuka dan tidak dibersihkan.

Gejala seseorang yang terkena tetanus akan muncul 1-3 minggu setelah terluka, berawal dari kaku otot rahang dan wajah yang membuat penderita menjadi kesulitan membuka mulut dan wajahnya terlihat datar. Selanjutnya, kaku pada otot akan menjalar ke anggota tubuh lainnya seperti daerah lengan, tungkai, dan kerongkongan.

Selain itu, gejala yang biasanya dirasakan penderita tetanus meliputi sakit kepala, sesak nafas, demam, tekanan darah meningkat, gangguan irama jantung, keringat berlebihan, gelisah, dan sensitif terhadap cahaya, suara, maupun sentuhan.

Penderita tetanus yang sudah sensitive terhadap suara, cahaya, maupun sentuhan menandakan bakteri C.Tetani sudah menyerang daerah saraf, hal ini akan membuat penderita mengalami kejang-kejang.

Kondisi tersebut akan berakibat fatal hingga berujung pada kematian jika tidak segera diobati. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan tetanus, hanya menekankan pada perawatan dan pencegahan komplikasi dengan vaksin.

Gejala tersebut menunjukan bahwa tetanus tidak bisa diremehkan, kamu bisa mencegahnya dengan cara:

  1. Menggunakan alas kaki saat di luar ruangan.
  2. Menjalani vaksinasi tetanus 10 tahun sekali.
  3. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin.
  4. Tidak menunda pertolongan pertama saat mengalami luka ringan.
  5. Bawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas, Klinik atau RS terdekat untuk penanganan awal tetanus, biasanya akan diberikan serum anti tetanus sebagai pencegahan dan penanganan tetanus lebih lanjut. 
  6. Melakukan perawatan luka dengan benar.

Lalu bagaimana perawatan luka yang sudah terkena tetanus?

Bersihkan Luka

Pertama, bersihkan luka dengan air bersih dan sabun yang mengandung antiseptik seperti Metcovazin sabun cuci luka, yang bisa menurunkan jumlah bakteri pada luka. Cuci secara perlahan dan hindari menggosoknya terlalu kencang. Hal tersebut menjadi langkah pertama rawat luka yang tidak boleh terlewati, karena jika luka tidak dibersihkan akan menyebabkan beberapa komplikasi yang serius, maka dari itu pastikan kamu mencuci luka sampai bersih.

Jika terdapat perdarahan, kamu bisa berikan tekanan pada luka atau gunakan Calcium Alginate yang bisa menghentikan perdarahan minor.

Olesi Salep Metcovazin Reguler

Untuk membantu proses penyembuhan yang optimal, berikan salep Metcovazin Regular dengan ketebalan kurang lebih 2mm.

Metcovazin diciptakan dengan keunggulan yang dapat mempercepat penyembuhan luka, menciptakan lingkungan lembab pada luka dan tidak lengket saat ganti balutan sehingga menghindari trauma, nyeri, dan pendarahan.

Berikan Balutan pada Luka

Balut luka menggunakan kasa dan plester agar luka terhindar dari paparan kotoran melalui udara.

Selain perawatan luka, kamu juga perlu mengoptimalkan proses penyembuhan dengan makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Jika muncul gejala-gejala yang sudah dijelaskan sebaiknya periksakan diri kamu ke dokter terdekat atau bisa konsultasi melalui Whatsapp kami untuk membahas lebih lanjut terkait tetanus.

 

Penulis: Jesica Tamara, S.I.Kom

Penyunting: Ns. Eviyanti Nurmalasari, S. Kep., CWCC

 

Referensi

Liang JL, Tiwari T, Moro P, Messonnier NE, Reingold A, Sawyer M, Clark TA. Prevention of Pertussis, Tetanus, and Diphtheria with Vaccines in the United States: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep. 2018 Apr 27;67(2):1-44.

Havers FP, Moro PL, Hunter P, Hariri S, Bernstein H. Use of Tetanus Toxoid, Reduced Diphtheria Toxoid, and Acellular Pertussis Vaccines: Updated Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices - United States, 2019

 

Mayo Clinic. (2023). Tetanus. Tetanus - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic Diakses pada tanggal 26 Januari 2024