Pernahkah kamu mengalami luka yang basah atau mengeluarkan cairan seperti nanah?
Luka adalah kerusakan pada kulit dan jaringan yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, operasi, atau kondisi tertentu yang mengakibatkan kerusakan kulit dan jaringan. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada luka adalah pembentukan nanah atau cairan yang berlebih. Penanganan yang tepat terhadap luka dengan nanah atau cairan sangat penting untuk mencegah infeksi, mempercepat proses penyembuhan, dan mencegah komplikasi yang bisa berkembang menjadi lebih serius.
Cairan atau nanah pada luka biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri dapat masuk ke dalam luka melalui berbagai cara, seperti saat luka terkontaminasi oleh benda asing, lingkungan luar, dan melalui tangan yang tidak bersih.
Selain itu, kondisi penyakit tertentu seperti diabetes atau penurunan sistem kekebalan tubuh akibat kanker dapat meningkatkan resiko infeksi luka. Cairan ini terdiri dari berbagai komponen, termasuk sel darah putih, protein, dan zat-zat lainnya.
Nanah pada umumnya berwarna putih atau kekuningan dan bisa berbeda warna tergantung dari jenis bakteri penyebab infeksi. Warna coklat pada nanah biasanya disebabkan sel darah merah, sedangkan warna hijau disebabkan oleh protein antibakteri yang diproduksi oleh sel darah putih atau karena bakteri pseudomonas.
Banyak sedikitnya eksudate atau nanah pada luka juga bisa menjadi indikasi kondisi luka yang terinfeksi, pada luka infeksi biasanya cairan lebih banyak dan memiliki bau tidak sedap. Hal ini diakibatkan karena bakteri yang terdapat pada luka yang mengakibatkan bau (odour).
Namun, di sisi lain, cairan nanah pada luka juga mengindikasikan luka yang normal karena hal itu terjadi pada semua luka, maka dari itu kamu tidak perlu takut atau khawatir yang berlebihan jika pada luka terdapat cairan atau nanah.
Berikut adalah beberapa penyebab umum terjadinya eksudat pada luka:
Penting untuk memahami bahwa eksudat pada luka adalah respon alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, jika eksudat berlebihan atau tidak diatasi dengan baik, dapat meningkatkan resiko infeksi, memperlambat penyembuhan, dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Akibat yang dapat terjadi jika eksudat pada luka dibiarkan diantaranya adalah:
Eksudat pada luka bisa menjadi medium yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Jika infeksi dibiarkan berkembang, dapat menyebabkan infeksi luka yang lebih dalam dan merambat ke jaringan sekitarnya. Infeksi berat dapat memperlambat proses penyembuhan, meningkatkan rasa sakit, dan memerlukan perawatan medis yang lebih intensif.
Eksudat yag tidak diatasi dengan baik dapat menghambat proses penyembuhan luka. Cairan berlebihan di dalam luka dapat mengganggu pembentukan jaringan baru pada proses penyembuhan luka. Hal ini bisa mengakibatkan luka yang semakin lama sembuhnya atau bahkan menjadi luka kronis.
Eksudat yang terjebak dalam luka dapat merusak jaringan di sekitarnya. Cairan yang terinfeksi dapat merusak sel-sel sehat dan memperlambat pertumbuhan jaringan baru. Eksudat yang berlebih juga bisa mengakibatkan maserasi atau kerusakan kulit disekitar luka.
Eksudat yanng terperangkap dalam luka dapat membentuk kantong cairan atau kantong nanah yang dikenal sebagai abses. Abses biasnya berisi kumpulan bakteri, sel-sel darah putih, dan sisa jaringan yang terinfeksi. Pembentukan abses dapat memperburuk kondisi luka, meningkatkan resiko penyebaran infeksi, dan pada kondisi tertentu menyebabkan nyeri.
Jika infeksi pada luka tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan peningkatan resiko komplikasi pada individu dengan kondisi medis yang sudah ada, seperti diabetes atau gangguan peredaran darah. Infeksi yang tidak terkendali dapat menyebabkan penyebaran bakteri ke seluruh tubuh (sepsis), yang dapat berujung pada kondisi serius atau bahkan kematian.
Eksudat yang dibiarkan bisa menyebabkan nyeri yang lebih parah dan meningkatkan ketidaknyamanan. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Cara Perawatan Luka Bernanah
Kondisi eksudat cairan luka butuh penanganan dan tatlaksana yang tepat agar tidak menghambat dan memperburuk kondisi luka, berikut adalah perawatan luka dan langkah yang bisa dilakukan:
1. Pembersihan Luka
Langkah pertama adalah membersihkan luka dengan lembut menggunakan cairan antiseptik ringan seperti PHMB atau cairan pencuci lain yang tidak mengakibatkan toksis atau kerusakan jaringan baru. Hal ini dapat membantu menghilangkan debrris jaringan mati, kotoran, bakteri, dan juga eksudat.
2. Perawatan Luka
Jika terdapat nanah pada luka dengan skala kecil hingga sedang, kamu bisa mengeluarkan nanah secara perlahan menggunakan cotton bud lalu bersihkan menggunakan kasa atau tisu. Nanah harus dikeluarkan karena jika dibiarkan menumpuk di dalam akan memperparah infeksi
Perawatan luka yang tepat menjadi point penting agar luka tidak melebar dan terjadinya komplikasi. Kamu bisa mengoleskan salep antibiotik seperti salep Metcovazin Reguler.
Metcovazin Reguler adalah balutan yang mengandung formula aktif Zinc Oxide dan Chitosan sehingga dapat digunakan untuk luka yang mengeluarkan cairan berlebih seperti nanah, luka diabetes, luka bakar, luka tekan (press injury), abses, cantengan, luka post kecelakaan, luka kanker, dan luka kronis lainnya.
Metcovazin diciptakan dengan keunggulan yang dapat mempercepat penyembuhan luka, menciptakan lingkungan lembab pada luka dan tidak lengket saat ganti balutan, sehingga menghindari trauma, nyeri, dan pendarahan. Oleskan Metcovazin Reguler secara merata pada bagian tubuh yang perlu perawatan dengan ketebalan +/- 2mm.
Setelah mengoles salep, balut luka dengan perban untuk memberi perlindungan dari paparan bakteri. Kamu juga bisa menggunakan balutan secara konvensional seperti menutupi luka dengan kasa lalu dibalut dengan perban.
3. Kontrol Eksudat atau Cairan Luka
Mengamati luka secara berkala untuk melihat tanda-tanda perubahan adalah hal yang penting. Jika terjadi perubahan warna, bau, atau peningkatan pembengkakan, segera hubungi profesional medis.
Kondisi eksudat yang berlebih dapat di absorb atau diserap menggunakan balutan luka yang memiliki kemampuan menyerap cairan seperti foam atau bahan lain yang mampu menyerap eksudat. Pada kondisi eksudat yang lebih banyak bisa dilakukan manajemen dengan menggunakan wound drainase atau kantong stoma. Hal ini tentu harus dilakukan oleh tenaga profesional perawat khusus luka.
Jika infeksi merambat ke dalam jaringan lebih dalam atau bahkan sampai ke tulang, mengeluarkan cairan nanah berlebih serta bau tidak sedap, segera hubungi dokter terdekat atau kamu bisa konsultasikan kepada kami melalui Layanan Konsultasi by Metcovazin untuk membahas lebih lanjut terkait hal ini.
Penulis : Ns. Agung Ginanjar, S. Kep., WOC(ET)N
Jesica Tamara, S.I.Kom
Penyunting : Ns. Eviyanti Nurmalasari, S. Kep., CWCC
Referensi:
Sibbald, R. G., & Woo, K. Y. (2008). The biology of chronic foot ulcers in persons with diabetes. Diabetes/Metabolism Research and Reviews
Schultz, G. S., Sibbald, R. G., Falanga, V., Ayello, E. A., Dowsett, C., Harding, K., ... & Steed, D. L. (2003). Wound bed preparation: a systematic approach to wound management. Wound Repair and Regeneration
Edwards, R., & Harding, K. G. (2004). Bacteria and wound healing. Current Opinion in Infectious Diseases
Cutting, K. F., & White, R. J. (2002). Criteria for identifying wound infection. Journal of wound care
Leaper, D. J., Schultz, G., & Carville, K. (2012). Extending the TIME concept: what have we learned in the past 10 years?. International wound journal,
Medical News Today. (2017). What is Pus?. Pus: What is it and why does it happen? (medicalnewstoday.com) diakses pada tanggal 18 Agustus 2023
Healthline. (2018). Everything You Need to Know About Pus. Pus: Causes, Locations, Symptoms, Treatment, and Prevention (healthline.com) diakses pada tangggal 18 Agustus 2023