Lakukan 4 Cara Ini Agar Luka Tidak Infeksi

Apakah kamu masih bingung bagaimana pertolongan pertama agar luka tidak infeksi?

Angka kejadian infeksi pada luka jumlahnya bervariasi dan sering terjadi. Penyebab paling umum adalah karena perawatan luka yang tidak tepat dan kurangnya menjaga kebersihan pada area luka, sehingga infeksi membuat luka gagal sembuh, bahkan bisa sampai mengancam nyawa.

luka merupakan kerusakan pada kulit yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, operasi, luka bakar, ataupun kondisi tertentu yang mengakibatkan rusaknya kulit atau jaringan. Saat luka terjadi, resiko infeksi menjadi salah satu hal yang perlu diwaspadai.

Infeksi pada luka dapat memperlambat proses penyembuhan, meningkatkan rasa nyeri, dan bahkan bisa mengancam nyawa. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses infeksi pada luka dan langkah-langkah pencegahannya sangatlah penting. Proses infeksi terjadi dengan cara:

  • Paparan Mikroorganisme

Mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, atau jamur dapat masuk ke dalam luka melalui udara, permukaan kulit yang tidak bersih, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi.

  • Proliferasi atau Pertumbuhan Mikroorganisme

Mikroorganisme yang masuk ke dalam luka dapat mulai berkembang biak dan menyebar di sekitar area luka. Mereka menggunakan nutrisi dari jaringan tubuh untuk tumbuh.

  • Peradangan

Sistem kekebalan tubuh merespon kehadiran mikroorganisme dengan melepaskan zat peradangan. Hal ini dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, rasa panas, dan nyeri di sekitar luka.

  • Eksudate atau Cairan Luka

Sistem kekebalan tubuh mengirimkan sel-sel putih darah ke area infeksi untuk melawan mikroorganisme. Jika sel putih pada darah ini mati saat melawan infeksi dan bergabung dengan jaringan mati akan membentuk eksudate.

Luka dengan infeksi dan peradangan dapat mengganggu proses penyembuhan alami tubuh. Proses penyembuhan luka mungkin menjadi lebih lambat dan beresiko meningkatkan resiko komplikasi.

Cara Pencegahan Infeksi pada Luka

  • Bersihkan luka dengan benar, merupakan langkah awal dalam mencegah infeksi. Luka perlu dibersihkan dengan lembut menggunakan air bersih dan sabun antiseptik yang tidak mengakibatkan kerusakan pada jaringan sehat. Hindari penggunaan alkohol atau hidrogen peroksida atau bahan-bahan lain yang bersifat toksik. Kamu juga bisa menggunakan cairan PHMB (polyhexamethilene biguinade). Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan luka, hindari membersihkan luka dengan cara menggosok.

 

  • Lindungilah dan tutup luka dengan perban, hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi luka yang lembab serta menghindari paparan mikroorganisme seperti bakteri, kuman, dan kotoran lainnya dari lingkungan luar. Selalu pilih balutan yang sesuaii dengan kondisi luka. Gunakan balutan yang dapat menciptakan kondisi lembab pada luka seperti Metcovazin Reguler dan Metcovazin Red yang terbukti efektif digunakan sebagai balutan primer pada luka dan mencegah resiko infeksi.

Metcovazin Red memiliki kandungan formula aktif Hyaluronate Acid, Zinc Oxide, dan Chitosan. Hyaluronate Acid dapat meredakan peradangan, menstabilkan jaringan granulasi, mengurangi keloid, dan mencegah terbentuknya bekas luka. Selain itu juga, Metcovazin dapat digunakan untuk luka baru yang berwarna merah atau pink seperti eksim, ruam, luka bakar minor, luka sunat, dan luka minor lainnya seperti luka gores.

Metcovazin Reguler adalah salep yang mengandung formula aktif Zinc Oxide dan Chitosan dapat digunakan untuk luka kronis seperti luka diabetes, luka bakar, luka tekan (press injury), abses, cantengan, luka post kecelakaan, luka kanker, dan luka kronis lainnya.

Metcovazin diciptakan dengan keunggulan yang dapat mempercepat proses penyembuhan, menjadikan luka lembab, serta tidak lengket ketika mengganti balutan sehingga menghindari trauma, nyeri, dan pendarahan. Oleskan Metcovazin Red atau Reguler secara merata pada bagian tubuh yang perlu perawatan dengan ketebalan +/- 2mm. 

  • Gantilah perban atau balutan secara teratur untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Penggantian balutan dapat dilakukan setiap 3 hari sekali atau pada saat balutan sudah penuh dengan eksudate. 

 

  • Jagalah kebersihan pada luka, pastikan kamu mencuci tangan sebelum menyentuh luka atau mengganti balutan. Serta jagalah kebersihan lingkungan tempat tinggal untuk menghindari paparan mikroorganisme pada luka.

 

  • Perhatikan tanda infeksi seperti berwarna kemerahan, pembengkakan, nanah berlebih, atau demam. Segera konsultasikan dengan perawat luka jika gejala ini muncul.

 

  • Konsumsi nutrisi yang seimbang demi mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Bagi kamu yang memiliki luka namun tidak kunjung membaik dan munculnya tanda-tanda infeksi, segera konsultasikan kepada kami melalui Layanan Konsultasi by Metcovazin untuk membahas lebih lanjut terkait hal ini.

 

 

 

 

Penulis :  Ns. Agung Ginanjar, S. Kep., WOC(ET)N

     Jesica Tamara, S.I.Kom 

 

Penyunting : Ns. Eviyanti Nurmalasari, S. Kep., CWCC

 

Referensi:

Smith, S., & Nephew, T. (2015). Wound infection: A failure of wound healing caused by an imbalance of bacteria. Surgical Technology International.

Gupta, S., Gabriel, A., & Bajpai, P. (2017). A comprehensive review on advanced wound care centers and current approaches to wound healing. American Journal of Medicine and Medical Sciences.

World Health Organization. (2016). Global Guidelines for the Prevention of Surgical Site Infection.