Luka Bakar – Penyebab dan Derajat Keparahannya

Luka bakar merupakan luka yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari, tak kecuali pada anak-anak. Kebanyakan orang dapat sembuh dari luka bakar tanpa mengalami gangguan kesehatan yang serius. Namun, adapula yang harus menjalani perawatan yang intensif untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian. Itu tergantung dari penyebab dan derajat keparahannya.

Penyebab Luka Bakar

Luka bakar dapat disebabkan oleh dingin, panas, radiasi, bahan kimia, sengatan arus listrik. Namun yang paling sering disebabkan oleh panas dari cairan, benda, ataupun api. Meskipun semua luka bakar itu melibatkan kerusakan pada jaringan, tetapi penyebab yang berbeda akan memberikan efek respon tubuh yang berbeda. Misalnya, perbandingan antara panas dari api atau minyak panas dengan cairan atau uap panas. Api dan minyak panas dapat langsung menyebabkan luka bakar yang dalam, sedangkan cairan dan uap panas pada awalnya cenderung menyebabkan luka yang lebih dangkal.

Derajat Keparahan Luka Bakar

Derajat keparahan luka bakar dibagi berdasarkan luas dan kedalaman luka.

Kedalaman luka bakar menjadi faktor penting dalam menilai kebutuhan perawatan yang sesuai. Semakin dalam luka bakar, maka semakin banyak tantangan untuk mencapai kesembuhan.

  1. Luka bakar derajat I (superfisial) – luka bakar yang hanya mengenai lapisan kulit paling atas (epidermis). Ciri-cirinya adalah kemerahan pada kulit, nyeri, dan tidak ada blister (lepuh). Disebabkan oleh paparan sinar matahari (sunburn).
  2. Luka bakar derajat II (parsial) – luka bakar yang meluas hingga lapisan kulit kedua (dermis). Luka bakar ini sering kali membentuk blister, sangat nyeri, bengkak, kemerahan, dan lembab/basah. Disebabkan oleh terkena cairan panas atau bersentuhan dengan benda panas yang tidak terlalu lama (Seperti knalpot, setrika, panci panas, dll)
  3. Luka bakar derajat III (full thickness) – luka bakar yang meluas sampai lapisan ketiga (epidermis, dermis, dan hypodermis/jaringan subkutan). Luka bisa berpenetrasi sampai otot, organ, dan tulang. Luka bakar ini biasanya tidak nyeri karena terjadi kerusakan pada ujung saraf. Areanya kering, kasar, dan mungkin muncul dalam berbagai warna seperti hangus, putih, atau cokelat. Disebabkan oleh api, sengatan listrik, ataupun bersentuhan dengan cairan atau benda panas dalam jangka waktu yang lama.

Luas luka bakar juga penting untuk dihitung. Menentukan luas luka bakar pada orang dewasa menggunakan metode “Rule of 9”. Jika area tubuh yang mengalami luka bakar tidak beraturan ataupun kecil, maka dapat menggunakan tangan orang yang mengalami luka bakar untuk mengukur luas lukanya. Satu (1) telapak tangan sama dengan 1%.

Pada kasus anak, metode tersebut tidak bisa digunakan karena area kepala dan ekstremitas bawah memiliki proporsi yang berbeda dibandingkan orang dewasa.

Perlu segera ke fasilitas pelayanan jika luas luka lebih dari 15% pada orang dewasa dan 10% pada anak; kedalaman luka bakar derajat III; luka bakar pada wajah, tangan, kaki dan kemaluan; memiliki penyakit penyerta seperti diabetes; ada gangguan pernapasan.

 

Sumber:

Jeschke, M. G., van Baar, M. E., Choudhry, M. A., Chung, K. K., Gibran, N. S., & Logsetty, S. (2020). Burn injury. Nature reviews. Disease primers, 6(1), 11. https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5

WHO. (2007) Management of Burn. https://www.who.int/surgery/publications/Burns_management.pdf diakses pada 18 Maret 2021